NASA akan memiliki stasiun luar angkasa yang akan mengorbit bulan pada 2025 untuk bertindak sebagai pos terdepan bagi para astronot yang bepergian ke Mars

NASA akan memiliki stasiun luar angkasa yang akan mengorbit bulan pada 2025 untuk bertindak sebagai pos terdepan bagi para astronot yang bepergian ke Mars

Nasa telah mengungkapkan garis waktu yang telah direvisi untuk pos luar bulan yang sangat dinanti-nantikan.

Dikenal sebagai Lunar Orbital Platform-Gateway, pos terdepan akan mengorbit di sekitar bulan pada tahun 2025.

Ini dimaksudkan sebagai area 'pementasan' untuk membantu mempelajari permukaan bulan. Akhirnya, ia akan bertindak sebagai stasiun pemberhentian bagi para astronot yang melakukan perjalanan ke dan dari Mars.

Dengan kontrak yang dibagikan tahun depan, NASA berharap dapat memulai pembangunan pada 2022.

Associate administrator William Gerstenmaier mengungkapkan timeline minggu ini di konferensi Simposium Ruang Angkasa di Colorado.

Dia mengatakan bahwa NASA akan mulai menghabiskan uang untuk proyek tahun depan, dengan kekuatan dan elemen penggerak yang dijadwalkan untuk pendanaan pada awal 2019, menurut Bloomberg.

Modul tempat tinggal selanjutnya dalam agenda, dan ini semua akan dikirim ke bulan pada 2022.

Perkiraan ini mengasumsikan konstruksi berjalan sesuai rencana dan tidak ada gangguan di sepanjang jalan.

Misi ke pangkalan lunar akan tiba di sana melalui pesawat ruang angkasa Orion, yang dapat membawa hingga empat astronot sekaligus.

Astronot akan berada di papan stasiun luar angkasa selama 30 hari sebelum kembali ke Bumi.

Pesawat ruang angkasa Orion saat ini sedang dibangun oleh perusahaan kedirgantaraan Lockheed Martin, dan berharap untuk meluncurkan misi tak berawak tahun depan.

"Pengembangan gateway memiliki momentum yang hebat, dan kami menyediakan keahlian kami sebagai NASA yang melihat industri untuk membawa pengetahuan bagi upaya penting ini," kata Lockheed dalam sebuah pernyataan.

Mr Gerstenmaier mengatakan program ini memiliki 'realisme fiskal' dan dapat diadaptasi.

'Dapat beradaptasi dengan mitra komersial. Ini bukan program kaku dari satu misi mengikuti yang lain. '

"Selama kita memandang bulan sebagai batu loncatan dan bukan tujuan akhir, aku pikir kita baik-baik saja."

Mirip dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional, stasiun ruang angkasa baru ini akan terbuka bagi astronot dan kosmonot secara global.

"Pada tahap pertama kami akan membangun bagian orbital dengan tujuan lebih lanjut dari penerapan teknologi yang terpenuhi di bulan, dan kemudian di Mars," agen ruang angkasa Rusia Roscosmos Igor Komarov mengatakan pada tahun 2017.

Cina dan India serta anggota lain dari BRICS Nations (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) juga dapat bergabung dengan program ini.

The Lunar Orbital Platform-Gateway akan diluncurkan menggunakan Nasa's Space Launch System (SLS).

Sistem Peluncuran Ruang NASA, atau SLS, adalah kendaraan peluncur canggih yang akan 'menyediakan landasan bagi eksplorasi manusia di luar orbit Bumi', menurut badan antariksa.

Gateway akan menggunakan sistem yang mirip dengan yang memungkinkan kendaraan komersial untuk berlabuh dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Ini akan memungkinkan kendaraan Angkutan Luar Angkasa - yang akan membawa manusia ke Mars - untuk berlabuh dengan Gateway.

Kapal Angkasa Luar Angkasa juga dirancang untuk mengirim astronot dan kosmonot di sekitar tata surya.

Setelah berada di dekat Mars, kru dapat menempatkan pendarat untuk misi permukaan. Ia juga dapat melakukan misi ilmiah dan robotik lainnya saat berada di orbit.

"NASA memimpin langkah-langkah berikutnya ke ruang angkasa dekat bulan, di mana para astronot akan membangun dan mulai menguji sistem yang diperlukan untuk misi yang menantang ke tujuan luar angkasa termasuk Mars," kata badan antariksa itu dalam sebuah pernyataan yang meletakkan rencana mereka pada bulan Maret. bandarq

'Area ruang di dekat bulan menawarkan lingkungan ruang yang sangat dalam untuk mendapatkan pengalaman bagi misi manusia yang mendorong lebih jauh ke dalam tata surya, mengakses permukaan bulan untuk misi robot tetapi dengan kemampuan untuk kembali ke Bumi jika diperlukan dalam beberapa hari daripada minggu atau bulan. '

Proyek ini akan membantu menentukan apakah air di dekat permukaan dapat digunakan untuk memproduksi propelan untuk misi bahkan lebih dalam ke luar angkasa.

Ini juga akan memungkinkan spacecrafts untuk memanfaatkan gravitasi bulan untuk memperlambat setelah perjalanan enam bulan ke mars dan kembali.

Kendaraan transportasi akan dilengkapi dengan akomodasi yang dirancang khusus untuk melindungi penumpang dari lingkungan yang keras di luar angkasa.

Gateway itu sendiri akan didukung oleh sistem Tenaga Listrik Tenaga Surya (SEP), teknologi baru yang dikembangkan oleh Nasa.

"Pintu gerbang dan transportasi berpotensi mendukung misi demi misi sebagai pusat aktivitas di ruang angkasa dekat bulan, yang mewakili beberapa negara dan lembaga dengan mitra dari kedua industri pemerintah dan swasta," kata pernyataan NASA.

Pencipta potensial Boeing telah merilis visi mereka tentang bagaimana area pementasan masa depan untuk misi ke Mars akan muncul.

September didukung oleh array surya dan menggunakan sepuluh kali lebih sedikit energi daripada sistem propulsi roket konvensional.

Ini telah terbukti pada pesawat ruang angkasa Fajar - diluncurkan oleh NASA pada bulan September 2007 untuk mempelajari dua proto-planet di sabuk asteroid yang ditemukan antara Mars dan Jupiter.

Nasa berharap bahwa SEP akan digunakan untuk menjalankan misi masa depan dalam tata surya kita, termasuk Mars.